TERASDESA.CO.ID — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengaku optimistis bahwa bangkitnya perekonomian di Indonesia akan dimulai dari desa setelah kenormalan baru atau new normal digalakkan.
“Fondasi perekonomian di Indonesia yang kuat salah satunya ada di desa. Salah satu daerah yang desanya terus bertahan di tengah pandemi Covid-19 adalah di Bali,” kata Abdul Halim, Kamis (23/7/2020).
Menurut Abdul Halim, di Bali terdapat 577 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan 3 BUMDes bersama yang terus bertransaksi saat pandemi.
“Unit usahanya bermacam-macam. Ada usaha simpan pinjam, pasar desa, perdagangan umum, pengelolaan air, jasa hingga pengelolaan sampah,” katanya.
Menurutnya, desa-desa di Bali juga telah menjalankan program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa sebagai penopang dalam mempertahankan perekonomiannya.
Adapun dalam PKTD di Bali telah melibatkan sebanyak 9.684 warga dan telah menyalurkan BLT Dana Desa kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 72.743 KPM yang tersebar di 636 desa.
“Kebijakan pemerintah dan komitmen para kepala desa di bali telah menjadi jalan kebangkitan ekonomi di desa-desa yang ada di Bali,” kata dia.
Untuk itu, agar seluruh desa-desa yang tersebar di 74.953 desa terus mempertahankan perekonomiannya, pemerintah pusat dengan kebijakannya terus menyalurkan BLT Dana Desa hingga Desember 2020 senilai Rp 300 ribu per KPM setiap bulannya sebagai penopang dalam mempertahankan perekonomian.
“Ke depan, kita akan bangkit menumbuhkan ekonomi serta SDM berdaya saing tinggi dengan digitalisasi, baik pada BUMDes maupun wisata desa serta konektivitas potensi ekonomi desa lainnya yang tentunya dengan tetap mematuhi adaptasi kebiasaan baru desa,” tandasnya.