DLH Kota Semarang Gandeng Marimas dan Proklim Purwokeling Bangun Taman Ecobrick

Pembangunan Taman Ecobrick yang diinisiasi DLH Kota Semarang menggandeng Marimas dan Purwokeling ( Foto : Christian Saputro)
Pembangunan Taman Ecobrick yang diinisiasi DLH Kota Semarang menggandeng Marimas dan Purwokeling ( Foto : Christian Saputro)

TERASDESA.CO.ID — Tak lama lagi masyarakat Semarang bakal memiliki Taman Ecobrick. Taman edukasi lingkungan yang berlokasi di samping Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Jalan Tapak, Tugurejo sedang dikebut pembangunannya.

Ditargetkan setidaknya paling lambat Taman Ecobrick ini sudah bisa dinikmati warga Semarang. Hal itu diungkapkan Kepala DLH Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono kepada pers di lokasi Taman Ecobrick Tugurejo, Semarang , Sabtu (9/10/2021).

Lebih lanjut Sapto mengatakan Taman Ecobrick ini akan memanfaatkan 20.000 botol ecobrick yang dibuat oleh komunitas dan masyarakat Kota Semarang. Dipaparkannya, ecobrick berasal dari kata eco yang berarti ramah lingkungan dan brick yang berarti bata. J”adi Taman Ecobrick ini bentuk nyata ecobrick digunakan sebagai pengganti bata dan menjadi sebuah bangunan. Satu botol ecobrick berisi 250gram plastik yang sudah tidak terpakai. Coba kalau dikalikan 20.000 berarti kita menyelamatkan dan memanfaatkan 5 ton plastik, ” terang Sapto.

Juni dari bagian perencanaan DLH Kota Semarang yang dijumpai di lokasi saat mengawasi pekerjaan pembangunan Taman Ecobrick menambahkan, nantinya taman ini terintergrasi dengan taman hijau, bank sampah dan juga workshop. “Taman Ecobrick nantinya bisa menjadi taman edukasi lingkungan yang komplet bagi warga Semarang. Bisa santai sekaligus belajar tentang lingkungan yang baik, ” ujar Juni.

Sedangkan dalam pembangunan Taman ini melibatkan masyarakat dari berbagai organisasi yang peduli lingkungan. “Jadi biar masyarakat merasa handarbeni dan pada gilirannya bisa membangun secara mandiri Taman Ecobrick di lingkungannya,” imbuh Sapto.

Humas Marimas Lantip Waspodo memaparkan bahwa Marimas menjadi inisiator dan ikut berperanserta dalam pembangunan Taman Ecobrick ini. Ini merupakan bentuk kepedulian Marimas terhadap lingkungan. Pembangunan Taman Ecobrick juga merupakan salah satu bentuk tanggungjawab perusahaan Marimas.

“Marimas memulai mengenalkan Ecobrick kepada masyarakat Semarang sejak 2017. Saat ini kita bisa berbangga bahwa Kota Semarang dapat memanfaatkan plastik tidak terpakai menjadi ecobrick yang kemudian mengejawantahkan menjadi sebuah Taman Ecobrick, ” imbuh Ood panggilan karib Humas Marimas ini.

Sementara Eko Gustini Pramukawati dari Proklim Purwokeling yang memimpin pembuatan bangunan ecobrick menyampaikan bahwa bangunan ecobrick menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Dijelaskannya, Ecobrick ketika akan digunakan atau dimanfaatkan di luar ruang agar aman harus dilapisi tanah liat.

“Pasalnya, plastik jika terkena sinar matahari dapat mengeluarkan dioksin atau racun maka harus dilapisi tanah liat terlebih dahulu. Lapisan tanah liat ini terdiri dari campuran lempung, kotoran kerbau dan jeram. Yang banyak terjadi selama ini banyak yang salah kaprah. Taman ini sekaligus bisa jadi percontohan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan ecobrick di lingkungannya, ” ujar Eko Pramukawati yang juga trainer Ecobrick bersertifikat.

Dalam pembuatan bangunan Taman Ecobrick sesi kali ini melinatkan beberapa komunitas peduli lingkungan yang ada di Kota Semarang antara lain; Komunitas Ecobrick Marimas, Proklim Purwokeling, BPI, Bank Sampah Kota Semarang, Saka Kalpataru dan Tim KKN RDR Angkatan 77 Kelompok 43 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Christian Heru/TERASJATENG.ID